Keberadaan
Tugu Digulis sendiri tercatat mulai dibangun pada tahun 1986. Diresmikan oleh
Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya
berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang berwarna kuning
polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih.
Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan sebagian warga mbambu runcing yang
berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna
merah-putih. Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan sebagian warga
menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing.enganggap
monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing.
Tugu
Digulis/Bambu Runcing yang terletak di Kota Pontianak di Jl. Jend. Achmad Yani
Bundaran Universitas Tanjung Pura. Masyarakat kota Pontianak lebih mengenal
tugu Digulis dengan nama bundaran "Bambu Runcing". Tugu ini
berada di areal kurang lebih seluas 1779 meter persegi (dengan diameter 47,4
meter). Di sekitaran sebelas bambu runcing ini juga terdapat taman yang memberi
nuansa sejuk. Taman ini berada disalah satu jalan utama
kota Pontianak, sehingga menjadikan kawasan taman ini sebagai salah satu tempat
yang sangat strategis. Maka tak jarang aksi demonstrasi, unjuk rasa juga
dilakukan di kawasan ini. Secara Administratif sekarang ini masuk ke dalam
wilayah Kelurahan Bangka Belitung Darat Kecamatan Pontianak Tenggara.
Hingga saat ini,
Monumen Bambu Runcing Pontianak atau Tugu Digulis Pontianak memiliki 11 Bambu
runcing di Tugu Digulis yang masing-masing melambangkan tokoh pejuang. Mereka
adalah Achmad Marzuki, Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, Gusti Djohan Idrus, Gusti
Hamzah, Gusti Moehammad Situt Machmud, Gusti Soeloeng Lelanang, Jeranding Sari
Sawang Amasundin, Hj Rais bin H Abdurahman, Moehammad Hambal alias Bung Tambal,
Moehammad Sohor dan Ya' Moehammad Sabran.
0 comments:
Post a Comment